Tari Melinting merupakan tarian adat suku Lampung tepatnya berasal dari suku Lampung Peminggir Melinting yang beradatkan Pepadun yang secara administratif berada di Kab. Lampung Timur.
Tarian yang sarat akan nilai budaya ini memiliki sejarah yang panjang. Pada abad ke-16 Minak Kejala Ratu dan Minak Kejala Biddin mengiri kabar kepada ayahnya yang merupakan Sultan Maulana Hasanuddin ( Sultan Kerajaan Banten ) untung meminta bantuan karena daerah mereka sering mengalami pencurian. Kemudian sang sultan pun memberikan bantuannya berupa '' Petunggu Batang '' untuk ditanam.
Kedua anak sultan itu pun memerintahkan pengawalnya untuk menanam Petunggu Batang itu disekitar lingkungan mereka. Pada suatu hari saat tanaman yang mereka tanam itu tumbuh, di sela-sela tanaman itu tumbuh akar-akar yang Melinting ( meliuk-liuk ). Oleh karenanya kedua anak sultan itu menamakan daerahnya sebagai Keratuan Melinting, rajanya pun diberi gelar '' Ratu Melinting ''.
Suatu hari, sang ratu telah menciptakan sebuah tarian yang indah dan hanya orang-orang istana saja yang boleh menarikannya. Tariannya ini ia beri nama sesuai gelar adatnya yaitu '' MELINTING ''. Mulai saat itulah tari Melinting tumbuh dan berkembang di lingkungan istana. Namun sepeninggalan Ratu Melinting, tarian ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat luar istana sehingga banyak orang yang mempelajarinya sampai sekarang.
Mengenai makna, tari Melinting mengandung banyak sekali makna, yaitu makna kepemimpinan, gotong royong, dan juga sebagai cerita dari suatu kisah yaitu kisah kunjungan Sunan Gunung Jati ke keratuan Pulung.
Mengenai gerakan-gerakan pada tari Melinting, dibedakan atas 11 gerakan penari putera, dan 8 gerakan penari puteri, yaitu :
1. Penari putera : Babakh Kipas, Jung Sumbah, Kenuy Melayang, Salaman, Suali, Niti Batang, Lapah Ayun, Sukhung, Sekappan Balik Palau, Lutcat Kijang, Nyiduk.
2. Penari puteri : Babakh Kipas, Jung Sumbah, Sukhung Sekappan, Timbangan, Ngiyan Biyas, Nginjak Lado, Nginjak Tahi Manuk, Lapah Ayun.
Mengenai musik pengiring, tari Melinting diiringi oleh musik tradisonal Lampung yaitu Tallo Balak, sejenis Gamelan Jawa yang pastinya sesuai dengan iringan khas Lampung yang disebut juga tabuh. Tabuh iringan tari Melinting antara lain yaitu : Tabuh Arus, Tabuh Cetik, Tabuh Tari Melinting. Dalam tari Melinting, busana yang digunakan penari putrid adalah siger
bercadar bunga pandan Subang, kalung buah jukum, gelang kano, bulu
seretei, gelang rui sesapurhanda, tapis, dan jungsarat. Adapun busana
penari putra adalah kopiah emas, kembang melur bunga pandan, buah jukum,
jungsarat, papan jajar, bulu seretei, sesapur handap, injang tuppal,
celana reluk belanga, lengan tanpa aksesoris, dan telapak kaki tanpa
alas dan kaos kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar